Diary News - Pada tahun 2018, Palang Merah Indonesia (PMI) berhasil mengumpulkan darah sebanyak 3,2 juta kantong dari hasil donor di seluruh Indonesia. 90 persen pemenuhan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Tapi Sayangnya, sebagian besar pendonor adalah laki-laki. Bagaimana dengan Wanita?
Bagi sebagian wanita, mendonorkan darah merupakan sesuatu yang tidak biasa. Bahkan, menakutkan. Apakah kamu salah satunya?
Ini terbukti dari data yang diterima AkuratHealth dari PMI, bahwa jumlah pendonor wanita hanya mencapai 27 persen saja. Sisanya adalah laki-laki. Bahkan, dr. Ria Safitri, Kepala UTD PMI Pusat, pernah memiliki pengalaman yang tak biasa saat awal tahun lalu dalam sebuah acara Donor Darah yang dihadiri Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
"Waktu itu ada 800 pendonor dan catatan kami hanya 20 wanita saja yang mendonorkan darah, berbeda sekali dengan pria," katanya kepada AkuratHealth di kawasan, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis, (18/7).
Selain rasa takut, ternyata ada beberapa alasan yang kerap muncul jika ingin mendonorkan darah. Ya, bisa saja akan, sedang atau baru saja Menstruasi.
"Biasanya alasan utama setelah selesai Mens itu wanita tidak mau mendonorkan darah, tentu darah akan keluar lebih banyak," lanjutnya.
Padahal, menurut dr. Ria, setelah Menstruasi wanita diperbolehkan untuk mendonorkan darah. Dengan syarat, Hemoglobin (HB) harus melebihi 12,5 persen. Jika dibawah angka tersebut, ia tak menyarankan karena akan menyebabkan Lelah, Pusing dan lesu.
"Sebenarnya boleh saja kalau memang tidak menganggu kesehatan dan wanita tidak lemas. Kita kan cek dulu HB mereka, jika diatas 12,5 persen itu tidak masalah," tutupnya.[]
Sumber : Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar